Wednesday 15 January 2014

Perjuangan Ibu Anak Autitis

Cynthia's Blog

Judul: Nada Tanpa Kata
Pengarang: Mira W.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2014
Tebal: 256 halaman

"Dia adalah segala-galanya bagiku. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa kehadriannya. Tetapi ketika suatu hari dia meninggalkanku, aku terpaksa terus melangkah walau dalam hampa."

Nada Tanpa Kata adalah novel Mira W. Yang kental dengan unsur perjuangan hidup seorang ibu. Diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu, ia menggambarkan kehidupan Arista yang penuh liku dengan baik. Penggunaan kata yang sederhana namun memikat membuat cerita perjuangan ini mudah dimengerti. Alur cerita yang maju mundur membuatnya semakin komplek dan tidak mudah ditebak.
Arista Natalia adalah seorang ibu yang tangguh. Hidupnya yang penuh penderitaan menempanya menjadi manusia yang kuat tetapi berhati lembut. Ia tidak pernah menyalahkan Tuhan. Ucap syukur selalu memenuhi doanya. Meskipun Tuhan selalu memberinya jalan berliku, ia tidak pernah mengeluh.
Arista adalah seorang istri simpanan dari dokter Bram Nataladewa yang berkarier tinggi dan punya istri yang cantik. Ketika anaknya lahir, Bram menyuruhnya untuk aborsi. Akan tetapi Arista mempertahankan kehidupan dalam kandungannya tersebut. Ia percaya bahwa anak itu adalah anugerah Tuhan. Namun, anak tersebut mengidap autisme. Dengan ketegaran hatinya, ia melatih anaknya agar dapat hidup mandiri, bahkan berguna untuk sehari-harinya. Alex, sang anak autitis, menemukan bakatnya dalam bidang fotografi. Foto-fotonya sangat menakjubkan dan membuat orang terkesan padanya, termasuk Adelana. Mereka menjadi sangat dekat dan akhirnya membuahkan seorang anak yang bernama Dion.
Awalnya Adelana sangat takut sebab ia tidak bisa menggantungkan hidupnya pada suami autitis dan merencanakan aborsi. Tetapi Arista melarangnya, sebab anak itu adalah cucunya. Namun ia harus bekerja dua kali lebih keras untuk biaya hidup menantu dan cucunya tersayang. Perjuangannya terbayar ketika lahir seorang anak bernama Dion, seorang bayi sehat yang tidak mengidap autisme.Namun pernihakan dengan Adelana harus berakhir dengan selembar surat cerai.
Alex meninggalkan Arista ke tanah Afrika untuk mengikuti kontes foto sedunia. Meskipun berat tetapi ia melepaskan kepergian anaknya. Bulan demi bulan ia lalui dengan penuh kerinduan. Ia mencoba bertemu dengan cucunya tetapi Adelana selalu membawanya pergi. Dokter Bram juga mencoba mengajaknya rujuk kembali setelah cerai dari isterinya. Hingga akhirnya Adelana mengatakan bahwa ia mengidap kanker ganas. Hidup Arista sangat berantakan. Tetapi ia mencoba bertahan dan tidak mengeluh. Ia bekerja dua kali lebih keras, mengurus cucunya dan membiayai operasi menantunya.
Sementara itu, Alex bertemu dengan Diana,seorang wanita Afrika cantik yang mendampinginya ke mana pun ia pergi. Alex jatuh cinta padanya, meski tanpa kata terucap. Ketika Alex harus kembali ke Indonesia, Diana berjanji akan menyusulnya. Akan tetapi, semua itu tidak pernah terjadi. Sebab Alex terbunuh saat terjadi penembakan di mall oleh sekelompok kaum militan. Kabar kematian Alex merenggut sebagian jiwa dari Arista. Ia sangat sedih mendengar kenyataan bahwa Alex. sudah meninggalkannya lebih dulu.Namun ia tetap bangkit dan tidak larut dalam kesedihan. Ia membuat pameran foto karya anaknya dan berjanji merawat cucunya dengan segenap hati. Dion dan Chui.
Beberapa kalimat deskripsi terkesan diulang-ulang dan batas perpindahan alur cerita maju mundurnya tidak tampak dengan jelas sehingga kadang menyulitkan pembaca. Akan tetapi, nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya sangatlah banyak. Melalui figur Arista, kita belajar untuk mencintai Tuhan apa adanya tanpa pernah mengeluh.

“Semoga mimpi indah menghampiri tidurmu. Tetapi jika tidak, biarlah kenangan masa lalu kita yang mengantikannya. Kamu adalah bagian terbaik dari diri Mama. Untukmu Mama dedikasikan seluruh cinta, mimpi, dan pengharapan Mama”

Cynthia's Blog / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Distributed By Blogger Template