Friday 8 May 2015

Ketika Cinta Tidaklah Buta

Cynthia's Blog
Denyut nadi
Jantung ini berdetak, sangat hebat. Bibirmu menyentuh ujung bibirku dengan lembut dan menepuk kepalaku perlahan. Sambil tersenyum dia menggandeng tanganku dan melangkah dalam kegelapan.
“Tenang saja aku disini, aku tidak akan hilang selama bunyi jantungku terdengar”
"Apakah kau merasakan hal yang sama?” tanyaku lirih, seakan aku tak layak untuk menanyakan hal tersebut. Lelaki itu terdiam, lalu menjawab,”Mungkin iya.”
Aku tersenyum, semburat garis lengkung terukir di bibirku. Aku tak kuasa menyangkalnya, bahwa jantung kami berdetak dengan irima yang sama. Dalam hati aku bertanya,”Mungkin iya?”
***
Dunia kami terhubung oleh irama jantung yang sama, detak nadi yang paling kuat. Sebuah keluarga terhubung oleh denyut nadi yang singkat dengan irama langkah kaki yang santai, sedangkan pasangan lelaki dan perempuan dihubungkan oleh denyut nadi dengan irama meletup-letup. Ketika mereka saling bertemu, denyut nadi mereka akan seirama lalu berdetak semakin keras.Jika bertemu seseorang dan jantungmu tidak berdegup berarti kalian tidak memiliki hubungan apapun.
Jantung ini berdetak, tanpa kehendak kami. Merekalah yang menentukan kepada siapa kami saling berbagi kasih. Otak kami menumpul sebab kami hanya berpegang teguh pada perasaan yang tumbuh merayap di relung hati ini.
Kemudian jantungku berdegup sangat kencang. Kepada orang yang baru saja kutemui beberapa hari yang lalu. Hampir dua minggu kami bertemu dan jantung ini seenaknya berdegup. Hanya orang dengan bunyi nadi yang sama yang dapat mendengar gemuruh jantung ini. Terlebih sialnya jatuh kepada pria ini, yang baru beberapa kali kutemui, yang baru saja kehilangan degup jantung lamanya, yang saat ini menatapku dan berkata, “Halo, kali ini kita bertemu kembali. Ada apa ya sebenarnya?”
Aku meleleh. Duniaku meredup. Aku tak kuasa menahan kesadaranku sebab perasaan pria ini sangat hangat hingga aku ingin menitikkan air mata.
***
Hari-hari kami berlalu sangat indah. Tidak ada yang bisa mengalahkan degup jantung kami yang kencang. Kami adalah satu jiwa yang tak terpisahkan. Aku terhipnotis olehnya, aku tak bisa kembali dalam duniaku yang dulu. Pria ini begitu hebat, dia menghempaskanku ke dunianya sangat dalam. Dia adalah heroinku, yang membuatku kecanduan setiap saat.
Pada pertemuan setahun berikutnya, jantung kami mulai melemah. Aku bertanya-tanya dalam hati,”Mengapa bisa begini? Apa yang salah dariku?” Aku masih mencintainya namun degup jantung kami perlahan tak seirama. Jantungnya berdegup sangat kencang, kemudian meredup ketika aku datang menemuinya. Telingaku mulai tuli. Suara detak nadinya perlahan menjadi sayup-sayup sendu.
“Di sini gelap, aku tak bisa mendengar detak jantungmu,”kataku perlahan. Hening, tidak ada jawaban. Aku menjadi tuli sekarang. Kupukul kepalaku ke tanah, lagi dan lagi. Tolonglah, aku memohon, kembalilah berdenyut seperti sedia kala.
Tidak ada jantung yang berdetak.
Aku mati, tidak ada yang tersisa. Hanya butiran air yang terus bergulir dari ujung mataku.
***
Aku tidak mati hanya saja aku lelah berdetak kembali. Aku tidak ingin perempuan ini disia-siakan lelaki semacam itu. Seharusnya kau dapat menggunakan telingamu lebih baik lagi, Nak. Lelaki itu tidak mempunyai degup jantung yang sama denganmu, hanya sangat mirip. Apa kau tidak ingat setiap kali bertemu denganmu denyut nadinya melemah, lalu naik turun secara acak? Apa kau terlalu buta untuk melihat ujung matanya bahwa bukan dirimu yang ia lihat melainkan wanita lain. Ia sedang memperhatikan seorang gadis rambut panjang dengan mata sipit yang indah, duduk termenung di ujung taman.
Aku ingin memaki-maki atas kebodohan yang kau perbuat. Aku berusaha mengetuk Si Otak, namun ia masih tertidur. Tidur yang paling lama yang pernah kulihat.
Aku menangis. Aku tidak kuasa melihat lelaki itu menipu dirimu dengan degup jantung imitasinya. Seharusnya kau sadar bahwa kau hanya vena kecil yang tak berarti, bukan arteri yang membawa kesegaran dalam hidupnya. Aku begitu marah sehingga aku memutuskan untuk menghentikan detak jantungmu saat ini.Persetan dengan tangismu! Aku akan membawamu pada denyut nadi yang sebenarnya, yang mengasihimu lebih dari apa pun, yang akan berdenyut semakin keras ketika kau datang dengan ceria dan memeluknya, yang akan  berdegup sepanjang masa dan tak pernah berhenti.

Aku si jantung. Aku tidak buta. Perasaan ini dapat melihatnya. Bahkan, walau logikaku terkubur dalam-dalam.

Cynthia's Blog / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

1 comments:

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Distributed By Blogger Template