Denyut nadi
Jantung ini berdetak, sangat hebat. Bibirmu
menyentuh ujung bibirku dengan lembut dan menepuk kepalaku perlahan. Sambil
tersenyum dia menggandeng tanganku dan melangkah dalam kegelapan.
“Tenang saja aku disini, aku tidak akan hilang
selama bunyi jantungku terdengar”
"Apakah kau merasakan hal yang sama?” tanyaku
lirih, seakan aku tak layak untuk menanyakan hal tersebut. Lelaki itu terdiam,
lalu menjawab,”Mungkin iya.”
Aku tersenyum, semburat garis lengkung terukir
di bibirku. Aku tak kuasa menyangkalnya, bahwa jantung kami berdetak dengan
irima yang sama. Dalam hati aku bertanya,”Mungkin iya?”
***
Dunia kami terhubung oleh irama jantung yang
sama, detak nadi yang paling kuat. Sebuah keluarga terhubung oleh denyut nadi
yang singkat dengan irama langkah kaki yang santai, sedangkan pasangan lelaki
dan perempuan dihubungkan oleh denyut nadi dengan irama meletup-letup. Ketika
mereka saling bertemu, denyut nadi mereka akan seirama lalu berdetak semakin
keras.Jika bertemu seseorang dan jantungmu tidak berdegup berarti kalian tidak
memiliki hubungan apapun.
Jantung ini berdetak, tanpa kehendak kami.
Merekalah yang menentukan kepada siapa kami saling berbagi kasih. Otak kami
menumpul sebab kami hanya berpegang teguh pada perasaan yang tumbuh merayap di relung
hati ini.
Kemudian jantungku berdegup sangat kencang.
Kepada orang yang baru saja kutemui beberapa hari yang lalu. Hampir dua minggu
kami bertemu dan jantung ini seenaknya berdegup. Hanya orang dengan bunyi nadi
yang sama yang dapat mendengar gemuruh jantung ini. Terlebih sialnya jatuh
kepada pria ini, yang baru beberapa kali kutemui, yang baru saja kehilangan
degup jantung lamanya, yang saat ini menatapku dan berkata, “Halo, kali ini
kita bertemu kembali. Ada apa ya sebenarnya?”
Aku meleleh. Duniaku meredup. Aku tak kuasa
menahan kesadaranku sebab perasaan pria ini sangat hangat hingga aku ingin
menitikkan air mata.
***
Hari-hari kami berlalu sangat indah. Tidak ada
yang bisa mengalahkan degup jantung kami yang kencang. Kami adalah satu jiwa
yang tak terpisahkan. Aku terhipnotis olehnya, aku tak bisa kembali dalam
duniaku yang dulu. Pria ini begitu hebat, dia menghempaskanku ke dunianya
sangat dalam. Dia adalah heroinku, yang membuatku kecanduan setiap saat.
Pada pertemuan setahun berikutnya, jantung kami
mulai melemah. Aku bertanya-tanya dalam hati,”Mengapa bisa begini? Apa yang
salah dariku?” Aku masih mencintainya namun degup jantung kami perlahan tak
seirama. Jantungnya berdegup sangat kencang, kemudian meredup ketika aku datang
menemuinya. Telingaku mulai tuli. Suara detak nadinya perlahan menjadi
sayup-sayup sendu.
“Di sini gelap, aku tak bisa mendengar detak
jantungmu,”kataku perlahan. Hening, tidak ada jawaban. Aku menjadi tuli
sekarang. Kupukul kepalaku ke tanah, lagi dan lagi. Tolonglah, aku memohon,
kembalilah berdenyut seperti sedia kala.
Tidak ada jantung yang berdetak.
Aku mati, tidak ada yang tersisa. Hanya
butiran air yang terus bergulir dari ujung mataku.
***
Aku tidak mati hanya saja aku lelah berdetak
kembali. Aku tidak ingin perempuan ini disia-siakan lelaki semacam itu.
Seharusnya kau dapat menggunakan telingamu lebih baik lagi, Nak. Lelaki itu
tidak mempunyai degup jantung yang sama denganmu, hanya sangat mirip. Apa kau
tidak ingat setiap kali bertemu denganmu denyut nadinya melemah, lalu naik
turun secara acak? Apa kau terlalu buta untuk melihat ujung matanya bahwa bukan
dirimu yang ia lihat melainkan wanita lain. Ia sedang memperhatikan seorang
gadis rambut panjang dengan mata sipit yang indah, duduk termenung di ujung
taman.
Aku ingin memaki-maki atas kebodohan yang kau
perbuat. Aku berusaha mengetuk Si Otak, namun ia masih tertidur. Tidur yang
paling lama yang pernah kulihat.
Aku menangis. Aku tidak kuasa melihat lelaki
itu menipu dirimu dengan degup jantung imitasinya. Seharusnya kau sadar bahwa
kau hanya vena kecil yang tak berarti, bukan arteri yang membawa kesegaran
dalam hidupnya. Aku begitu marah sehingga aku memutuskan untuk menghentikan
detak jantungmu saat ini.Persetan dengan tangismu! Aku akan membawamu pada
denyut nadi yang sebenarnya, yang mengasihimu lebih dari apa pun, yang akan
berdenyut semakin keras ketika kau datang dengan ceria dan memeluknya, yang
akan berdegup sepanjang masa dan tak
pernah berhenti.
Aku si jantung. Aku tidak buta. Perasaan ini
dapat melihatnya. Bahkan, walau logikaku terkubur dalam-dalam.
keren banget kak ceritanya
ReplyDeleteEMI