Friday 23 December 2016

Kancing yang Terlepas oleh Handry TM

Cynthia's Blog



Melodrama Sejarah Pecinan Berbungkus Politik



Judul                : Kancing yang Terlepas
Penulis             : Handry TM
Editor               : C. Donna Widjajanto
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Halaman          : 456 halaman
Handry TM sekali lagi berhasil memukau pembaca dengan kemampuan menulisnya yang mengesankan. Berbagai penghargaan yang diraih sebelumnya seperti Kabut Bening yang memperoleh Juara II Sayembara Novel Majalah Gadis dan Cinta yang Dilukai yang masuk 10 Lomba Cerpen Nasional, semakin meyakinkan pembaca bahwa karya “Kancing yang Terlepas” patut dibaca.

“Zaman begitu tega menghapus sejarah yang tidak berguna.”


Ungkapan ini sangat manis untuk menggambarkan sejarah Giok Hong, seorang penyanyi orkes China Cahaya Timur  dalam perjalanan hidupnya. Cerita melodrama dengan unsur kebudayaan Tionghoa dibawakan oleh Handry TM dengan tempo cepat dan tak membosankan. Scene demi scene dituturkan secara runtut mulai dari perjalanan Siaw Giok Hong sebagai primadona Gang Pinggir, Semarang kemudian diculik oleh Keluarga Oen Kiat sebuah pengusaha gandum terkenal, cukong yang kuat diantara keturunan totok Gang Pinggir hingga berubah menjadi seorang Boenga Lily dengan perwatakan keras dan kasar.
Pembaca tidak akan kunjung jemu dengan kejutan-kejutan yang dihadirkan oleh Handry TM. Fantasi liar selalu menggiring pembaca untuk membayangkan hubungan percintaan antara perempuan muda, berusia 17 tahun, bertubuh sintal bernama Giong Hong,yang cantik luar biasa dengan Tek Siang, lelaki paruh baya berusia sekitar 60an tahun.
Novel ini tidak menyajikan romansa picisan yang dibungkus dengan kata-kata penghanyut, tetapi nuansa romantis berbumbu isu politik pada masa Orde Lama turut ditambahkan. Kedudukan masyarakat keturunan totok di Gang Pinggir, daerah Pecinan Semarang diguncang dengan isu-isu politik “Ganjang Moesoeh dalam Selimoet Boeng Karno”. Halauan kiri terus didegung degungkan dan masyarakat Gang Pinggir dituduh sebagai antek komunis Bung Karno. Kerancuan situasi politik yang dirasakan masyarakat minoritas diolah sedemikian rupa sehingga pembaca merasakan ketakutan dan tekanan batin atas ketidakpastian situasi politik.
Namun, Handry TM pula sedikit tidak konsisten dalam menuturkan sifat Siaw Giok Hong yang telah menjelma menjadi Boenga Lily. Nampak dalam suatu scene,Boenga Lily yang sebelumnya mengata-ngatai Ing Wen, salah seorang kepercayaan Tek Siang, sebagai pembantu melalui rentetan perkataan kasar yang merendahkan. Namun tolak halauan sikap Boenga Liliy justru berubah ingin menyelamatkan Ing Wen dari pembakaran Gang Pinggir. Ia pun kembali tidak konsisten dalam membungkus sebuah dendam. Ketika karakter Boenga Liliy menyatakan akan membakar Gang Pinggir dan memusnahkan Tek Siang. Namun, ia menangis meraung-raung saat karakter Tek Siang di penjara dan menyatakan sangat mencintai dan membutuhkannya.Selain itu, Handry TM pun tidak secara jelas menggambarkan atau menyebut orang atau kelompok yang mendukung atau melawan Bung Karno. Semua dinyatakan dalam kalimat panjang abu-abu.
Novel ini pula memberikan sebuah pesan moral tersirat yang sudah sering terdengar namun memiliki makna mendalam “apa yang kau tanam, itulah yang akan kau tuai”. Siaw Giok Hong dalam penjelmaannya sebagai Boenga Lily selalu memperbudak laki-laki dengan kecantikannya, memainkan perasaan dengan tujuan untuk menumpahkan dendam dengan membakar Gang Pinggir, tempat kelahirannya. Namun semua tidak berjalan baik hingga akhirnya ia dijebak dan dibawa pergi entah kemana. Tan Kong Gie yang menduakan istrinya dengan Boenga Lily, terjebak oleh hawa nafsunya sendiri hingga akhirnya mendapat balasan kematian anak sulungnya.Begitu pula dengan Tek Siang, dengan kerakusan dan ketamakannya sebagai orang terkaya dan paling berpengaruh di Gang Pinggir menggunakan segala cara untuk menghalalkan nafsunya bersama dengan Giok Hong, hingga ia dipenjara dengan proses pengadilan tak kunjung jelas.
Terlepas dari hal tersebut, novel ini berhasil menyampaikan ketegangan isu halauan kiri dan masyarakat minoritas yang dituduh sebagai pendukung kelompok komunis. Semua disajakin secara manis, mendebarkan, namun mengoyak jiwa pembaca.

Cynthia's Blog / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Distributed By Blogger Template